Wednesday, April 9, 2008

REPRODUKSI WARNA DENGAN CETAK OFFSET

Quality control cetak offset sangat diperlukan agar terciptanya standarisasi
Sebuah original berupa foto atau slide yang akan diproduksi(diperbanyak) melalui system cetak haruslah dipecah ke dalam 4 warna proses yaitu Cyan,Magenta,Yellow dan black atau dikenal dengan CMYK.
Proses ini dimulai dari tahap digitalisasi melalui scanner. Foto atauslide yang di scan kedalam bentuk data digital disebut gambar bit map, karena terdiri dari kumpulan pixel (picture element).
Banyaknya jumlah pixel dinyatakan dalam isitilah resolusi input.
Misal: sebuah cetakan dengan screen ruling= 150 lpi, diperlukan resolusi input=2x150lpi=300 lpi atau 300 ppi.kemudian gambar bitmap tersebut bersama teks di layout dengan aplikasi grafis yang tersedia pada PC atau Mac.
Gambar bitmap yang telah dipisahkan warna kedalam bentuk CMYK kemudian di output kedalam bentuk dot / raster melalui image setter menjadi lembaran film. Pada saat out put ke imagesetter,harus ditentukan nilai screen ruling (raster), resolusi output, jenis dot,sudut raster dan lain-lain.
Besar kecilnya dot yang dibentuk melalui imagesetter memiliki peran yang sangat penting sebagai acuan permintaan di mesin cetak.Dalam proses pencetakan separasi warna, setiap dot akan saling bertumpuk dengan sudut yang berbeda untuk mendapatkan warna yang sesuai dengan model originalnya.
Permintaan dan Density Cetak
Film separasi yang sudah di out put kemudian dikontak ke pelat melaui mesin platemarking. Besar kecilnya dot pada film separasi juga akan berpindah pada pelat cetak. Variasi penyimpangan bisa saja terjadi apabila :
Waktu penyinaran terlalu lama/cepat
Cairan developer pada mesin prosesor sudah lemah atau terlalu kuat
Proses pencucian pelat dilakukan secara manual
Oleh karena itu untuk menjaga standarisasi pada output pelat harus digunakan ‘Grayscale’ misalnya dari Kodak Polychrome atau ugra, dan lain lain.
Tinta yang tercetak pada kertas sangat dipengaruhi oleh:
Proses pengalihan dari pelat ke blanket
Jenis kertas atau kemampuan daya serap kertas
Karakterisitk/ sifat tinta tersebut, dan lain-lain.
Ketebalan Lapisan Tinta
Bedasarkan standar DIN 16539, Ketebalan tinta pada warna proses direkomendasikan yaitu 0.7-1.1 mikron. Sedangkan pada praktek sehari-hari ketebalan tinta maksimum yang dianjurkan maksimal 3.0 mikron. Secara ideal, proses permintaan harus setipis mungkin namun pencapaian warna atau density tercapai. Hal ini sangat didukung dengan kualitas dari tinta tersebut. Semakin tebal permintaan, maka makin besar pula dot gain atau perbesaran titik yang terjadi dan semakin gelap hasil cetak yang didapat.
Kepekaan tinta pada hasil cetak dinyatakan dalam bentuk density dan diukur melalui alat densitometer.
Hubungan Density dan Ketebalan Tinta
Penambahan ketebalan tinta memiliki batas maksimum,apapbila nilai maksimum dencity sudah tercapai,berapapun penambahan titik tidak akan menambah nilai density. Garis-garis putus menunjukan batas maksimum yang dianjurkan.
Penyimpangan Dot
Perjalanan dot mulai dari pre-press sampai cetak sangat mempengaruhi kualitas cetak dan warna hasil cetak.Perubahan besar/kecil dot dapat disebabkan beberapa faktor antara lain:
Proses kalibrasi pada imagestter (penyinaran dan pencucian film)
Kontak pelat di platermaking (penyinaran dan pencucian hebat)
Di mesin cetak proses pembasahan, penintaan, kekenyalan blanket, tekanan cetak dan lain-lain
Kertas, jenis kertas, dan kehalusan permukaan kertas
Bentuk Perubahan Dot
Pada saat pencetakan di mesin cetak, bentuk dot dapat berubah.Perubahan bentuk dot juga turut mempengaruhi kualitas cetak. Secara umum perubahan bentuk dot dikategorikan sebagai berikut :
Dot gain, yaitu terjadinya pembesaran dot baik secara simetris gradual (teratur), maupun asimetris (memperbesar dengan ujung tak teratur)
Filling in, yaitu pengurangan non aera yang seharusnya bersih tetapi berubah menjadi shadow (samar-samar) atau tertutup sama sekali oleh dot. Umumnya terjadi pada pencetakan diapositif.
Sharpening, yaitu ukuran dot lebih kecil dari ukuran dot film.
Sluring, yaitu bentuk dot berubah memanjang atau oval, baik kearah lateral maupun kearah circumferensial.
Doubling, yaitu bentuk dot berubah menjadi dua,satu merupakan dot sebenarnya dan kedua merupakan dot bayangan.bentuk dot bayangan bergantung arah.
Offseting, yaitu bentuk dot berubah seperti sluring tetapi bagian ujungnya lancip seperti matahari.
Penumpukan Tinta
Penumpukan tinta/ Ink trapping adalah seberapa kuat melekatnya tinta saat mencetak dua warna yang bertumpuk diatas kertas. Hal ini dipengaruhi oleh urutan pencetakan pada mesin cetak ( mesin cetak 1 warna, 2 warna atau 4 warna ).
Penumpukan warna dapat terjadi pada dua kondisi:
Basah diatas basah (contoh mesin 2 warna atau 3 warna)
Basah diatas kering (contoh mesin 1 warna)
Contoh urutan pencetakan standar pada mesin 1,2 dan 4 warna
Mesin 4 warna (basah diatas basah) :
Black+Cyan+Magenta+Yellow
Mesin 2 warna (basah diatas basah):
Cyan+Magenta+kemudian Black+Yellow
Mesin 1 warna (basah diatas kering):
Cyan,Magenta,yellow,Black atau Black,Cyan,Magenta,Yellow
Alat Bantu Pengontrolan Warna
Pada umunya alat bantu yang digunakan untuk pengontrolan warna selain berupa alat ukur seperti spektrondensitometer ada juga print control strip. Pemakaiannya dilakukan pada pelat cetak dan sangat berguna untuk mengontrol parameter warna dan aspek-aspek yang memperngaruhi kualitas cetak seperti: konrol warna solid,control raster halftone, kontrol sulling,dan doubling, kontrol untuk solid traping, kontrol pelat untuk melihat kualitas penyinaran di platemarking.
Quality kontrol pada cetak offset sangat diperlukan agar terciptanya standarisasi, hal ini membutuhkan :
Parameter yang jelas
Diperlukan peralatan densitometer atau spectrophometer
Digunakan alat bantu seperti Print Control Strip untuk mengontrol kualitas cetakan dengan parameter yang jelas.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi mutu cetakan antara lain; tinta cetak, jenis kertas, kualitas film separasi, kualitas pelat cetak, pengoperasian mesin cetak (SDM), suhu ruangan, kondisi alat ukur, kondisi cairan chemical, dan lain-lain.

0 comments: